Hasil uji laboratorium terhadap beberapa sampel tanah cetak sawah menunjukkan bahwa mayoritas lahan masuk dalam kelas kesesuaian S3, yaitu agak sesuai untuk budidaya padi. Meski secara umum masih layak, tanah dengan klasifikasi ini memiliki berbagai faktor pembatas seperti tingkat keasaman yang tinggi (pH rendah), rendahnya kadar nitrogen (N) dan karbon organik (C-organik), serta kejenuhan basa (KB) yang rendah.
Untuk mengoptimalkan produktivitas lahan, perlakuan tanah yang tepat sangat diperlukan. Salah satu intervensi utama adalah pengapuran, yang bertujuan menetralkan pH tanah yang masam dan meningkatkan kejenuhan basa. Tanah masam dapat menghambat penyerapan unsur hara penting oleh tanaman padi, sehingga pengapuran menjadi langkah awal yang krusial.
Selain itu, pemberian pupuk dasar juga sangat dianjurkan, khususnya untuk meningkatkan kadar nitrogen yang umumnya sangat rendah di hampir seluruh sampel. Nitrogen merupakan unsur hara makro yang penting untuk pertumbuhan vegetatif tanaman padi.
Untuk memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan kandungan bahan organik, aplikasi kompos atau pupuk kandang menjadi solusi efektif. Kompos berperan dalam meningkatkan kandungan C-organik, memperbaiki struktur tanah, dan membantu penyerapan unsur hara lainnya secara lebih efisien.
Dengan penerapan perlakuan-perlakuan ini secara tepat dan konsisten, lahan dengan status S3 berpotensi ditingkatkan menjadi S2, yaitu cukup sesuai untuk tanaman padi. Pengelolaan tanah berbasis data uji laboratorium ini merupakan langkah nyata menuju pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan.